Jumat, 15 Juni 2012

Neo-Konfusianisme


Sejarah Neo-Konfusianisme
Neo-Konfusianisme adalah filosofi Cina etika dan metafisikal dipengaruhi oleh Konfusianisme, yang terutama dikembangkan selama Dinasti Song dan Dinasti Ming, tetapi yang dapat ditelusuri kembali ke Han Yu dan Li Ao (772-841 M) dalam Dinasti Tang.
Neo-Konfusianisme merupakan upaya untuk menciptakan bentuk yang lebih rasionalis dan sekuler dari Konfusianisme dengan menolak unsur-unsur takhayul dan mistis dari Taoisme dan Buddha yang dipengaruhi Konfusianisme selama dan setelah Dinasti Han. Meskipun Neo-Konfusiusme secara kritis Taoisme dan Buddhisme,  dua memang memiliki pengaruh pada filosofi, dan Neo-Konfusiusme meminjam istilah dan konsep dari keduanya. Namun, tidak seperti Buddha dan Taois, yang melihat metafisika sebagai katalis untuk pengembangan spiritual, pencerahan agama, dan keabadian, Neo-Konfusiusme digunakan metafisika sebagai panduan untuk mengembangkan filsafat etika rasionalis.

Cina
Cheng Yi dan Cheng Hao
Lu Xiangshan alias Lu Jiuyuan (1139–1193)
Ouyang Xiu (1007–1072)
Shao Yong (1011–1077)
Su Shi, alias Su Dongpo (1037–1101)
Wang Yangming alias Wang Shouren
Ye Shi (1150–1223)
Zhang Sanfeng
Zhang Shi (1133–1180)
Zhang Zai
Zhou Dunyi (1017–1073)
Zhu Xi (1130–1200)

Jepang
Fujiwara Seika (1561–1619)
Hayashi Razan (1583–1657)
Nakae Tōju (1608–1648)
Yamazaki Ansai (1619–1682)
Kumazawa Banzan (1619–1691)
Yamaga Sokō (1622–1685)
Itō Jinsai (1627–1705)
Kaibara Ekken (aka Ekiken) (1630–1714)
Arai Hakuseki (1657–1725)
Ogyū Sorai (1666–1728)
Nakai Chikuzan (1730–1804)
Ōshio Heihachirō (1793–1837)

Korea
An Hyang (1243–1306)
Yi Saek (1328–1396)
Jeong Mong-ju (1337–1392)
Jeong Dojeon (1342–1398)
Gil Jae (1353–1419)
Jeong Inji (1396–1478)
Kim Jong-jik (1431–1492)
Jo Gwang-jo (1482–1519)
Yi Hwang (nama pena Toegye) (1501–1570)
Jo Sik (1501–1572)
Yi I (nama pena Yulgok) (1536–1584)
Seong Hon (1535–1598)
Song Si-yeol (1607–1689)

Vietnam
Nguyễn Khuyến
Phan Dinh Phung
Tự Đức

Konfusianisme Pada Periode Tiga Kerajaan
Sebelum paham dan kepercayaan Konfusianisme masuk adalah Buddhisme, yaitu pada zaman Tiga Kerajaan Korea (57 SM-935 M).
Kerajaan Goguryeo, pertama kali mengadopsi budaya Tiongkok dan Buddhisme. Konfusianisme pertama kali di terima di Geguryeo berturut-turut ke Baekje dan Silla sejak abad ke-4 M.

Konfusianisme Pada Zaman Dinasti Goryeo
Peristiwa-peristiwa Penting
Raja Gwangjong (949-975 M) membuat sistem ujian negara (gwageo)
Raja Seongjang dari Geoyeo (981-997) mendirikan gukjagam, yaitu perguruan tinggi yang memakai kurikulum Konfusius.

Pada periode akhir Goryeo, muncul 2 orang tokoh penting yang sering terlibat debat sengit tentang Buddisme dan Konfusianisme, yaitu Biksu Gihwa (1376-1433) dan Jeong Dojeon (1324-1398) yang menyaksikan masa transisi paham Buddhisme ke Neo-Konfusianisme.

Neo-Konfusianisme Pada Masa Dinati Joseon
Paham Konfusianisme di Jonseon diterapkan sangat ketat dengan penggunaan ide dan ideal yang kentara; chung adalah kesetiaan; hyo adalah rasa persatuan; in adalah kebajikan; dan sin adalah kepercayaan.
Saat berdirinya Joseon (1392), Konfusianisme dianut secara mendalam oleh kalangan bangsawan (yangban) dan para pejabat.
Konfusianisme memainkan peran penting secara luas pada bidang administrasi negara dan peraturan sosial, mengintegrasi masyarakat yang berbudaya berdasarkan cara Tiongkok untuk meningkatkan tranfer budaya dari negeri tersebut. Sekolah tinggi dibangun dengan dasar dan sistem kurikulum Konfusius, dengan tenaga ahli ilmuwan Tiongkok.
Pada abad ke-16, muncul 2 tokoh ilmuwan besar yang berpengaruh bagi perkembangan Konfusianisme, yakni Yi Hwang (1501-1570) dan Yi I (1536-1584).

Posted by:
http://id.wikipedia.org/wiki/Neo-Konfusianisme

Tidak ada komentar:

Posting Komentar