A.
Aspek Ketuhanan dalam Tao
Tuhan secara umum didefinisikan sebagai
pencipta segala sesuatu yang ada di dunia ini, dalam agama Tao dikatakan bahwa
: “Segala sesuatu datang dari Tao dan akan kembali kepada Tao”. Tao
bersifat Tzu Jan (Spontan), Tao bukanlah makhluk tertinggi akan tetapi
Tao hanyalah prinsip-prinsip alam yang diyakini tidak dapat dilihat, dirasakan,
dibayangkan, dan dibandingkan dengan yang lain. Yang pada dasarnya Tao
diartikan sebagai “jalan”, dimana Tao yang awalnya tidak
berbentuk dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu mulai melahirkan qi
yang asli, kemudian Yin dan Yang, kemudian melahirkan
segalanya yang ada di alam ini.
Dalam tradisi
Taoisme, Tao dapat dikenal melalui dewa-dewa dan orang-orang yang dianggap
manusia setengah dewa. Hal ini memang sudah menjadi kebiasaan pada kosmologi
orang cina, dimana mereka tidak langsung menyembah Tuhan yang maha Esa (Shang
Ti/Thian) mereka lebih memilih memuja kepada dewa-dewa dan roh-roh nenek
moyang mereka yang dianggap sebagai orang terdekat yang senantiasa menjaga,
mengawasi mereka dalam aktifitas sehari-hari. Dalam Taoisme ada beberapa orang
yang dianggap sebagai manusia setengah dewa diantaranya : Lao Tze, Taishang,
Laojun, Lao. Karena mereka semua telah banyak memberikan kontribusi terhadap
masyarakatnya (berjasa).
B. Manusia dalam Agama
Tao
Dalam agama
Tao, Manusia menjadi peran utama dalam hal apapun hal ini dapat dilihat pada
korelasi manusia dengan beberapa aspek kehidupannya :
§ Hubungan
Manusia Dengan Alam
“dari yang satu melahirkan dua, dua
melahirkan Tiga (alam beserta isinya), dan tiga melahirkan segalanya” dari Filsafat inilah Manusia tercipta,
karena dalam kepercayaan Tao Manusia dipercaya sebagai bagian dari alam. Oleh
karena itu manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya alam, penganut Tao
percaya bahwa agar manusia dapat bertahan hidup maka harus bisa menyelaraskan
dengan hukum alam (Wu Wei). Dengan begitu keharmonisan akan selalu
terjaga dengan baik tanpa ada kekacauan yang diakibatkan oleh pertentangan
sikap manusia dengan hukum alam. Inilah yang menjadi pondasi dasar ajaran
Taoisme.
§ Hubungan Manusia Dengan Tuhan
Terkadang manusia sangat memerlukan pertolongan, perlindungan, dan
ketenangan jasmani terlebih lagi Batiniah. Hal ini sebenarnya sangatlah lazim
oleh karena itu manusia mulai berfikir dan mengakui bahwa sebenarnya ada
kekuatan yang lebih besar yang pernah ada dibandingkan dengan dirinya, dialah “Yang
Maha”. Berbagai macam upaya dilakukan oleh manusia untuk bisa
berkomunikasi dengan Yang Maha, memanjatkan do`a, dan lain sebagainya.
Berbeda halnya dengan ajaran
Tao, para penganut Tao mempercayai adanya Yang Maha sebagai Inti atau sumber
dari segalanya “Tao”, namun dalam hal praktek ritual mereka lebih
memilih menghormati dan memuja laluhur mereka, karena mereka mengangap bahwa
leluhur merekalah yang senantiasa melindungi mereka, selain itu hanya merekalah
yang bias menyampaikann secara langsung apa keinginan mereka, doa, keluh-kesah
kepada Yang Maha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar