Senin, 28 Mei 2012

Aspek-Aspek Ketuhanan dan manusia Dalam Agama Tao


A.    Aspek Ketuhanan dalam Tao 
Tuhan secara umum didefinisikan sebagai pencipta segala sesuatu yang ada di dunia ini, dalam agama Tao dikatakan bahwa : “Segala sesuatu datang dari Tao dan akan kembali kepada Tao”. Tao bersifat Tzu Jan (Spontan), Tao bukanlah makhluk tertinggi akan tetapi Tao hanyalah prinsip-prinsip alam yang diyakini tidak dapat dilihat, dirasakan, dibayangkan, dan dibandingkan dengan yang lain. Yang pada dasarnya Tao diartikan sebagai “jalan”, dimana Tao yang awalnya tidak berbentuk dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu  mulai melahirkan qi yang asli, kemudian Yin dan Yang, kemudian melahirkan segalanya yang ada di alam ini.
Dalam tradisi Taoisme, Tao dapat dikenal melalui dewa-dewa dan orang-orang yang dianggap manusia setengah dewa. Hal ini memang sudah menjadi kebiasaan pada kosmologi orang cina, dimana mereka tidak langsung menyembah Tuhan yang maha Esa (Shang Ti/Thian) mereka lebih memilih memuja kepada dewa-dewa dan roh-roh nenek moyang mereka yang dianggap sebagai orang terdekat yang senantiasa menjaga, mengawasi mereka dalam aktifitas sehari-hari. Dalam Taoisme ada beberapa orang yang dianggap sebagai manusia setengah dewa diantaranya : Lao Tze, Taishang, Laojun, Lao. Karena mereka semua telah banyak memberikan kontribusi terhadap masyarakatnya (berjasa).

B. Manusia dalam Agama Tao
Dalam agama Tao, Manusia menjadi peran utama dalam hal apapun hal ini dapat dilihat pada korelasi manusia dengan beberapa aspek kehidupannya :
§  Hubungan Manusia Dengan Alam
“dari yang satu melahirkan dua, dua melahirkan Tiga (alam beserta isinya), dan tiga melahirkan segalanya” dari Filsafat inilah Manusia tercipta, karena dalam kepercayaan Tao Manusia dipercaya sebagai bagian dari alam. Oleh karena itu manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya alam, penganut Tao percaya bahwa agar manusia dapat bertahan hidup maka harus bisa menyelaraskan dengan hukum alam (Wu Wei). Dengan begitu keharmonisan akan selalu terjaga dengan baik tanpa ada kekacauan yang diakibatkan oleh pertentangan sikap manusia dengan hukum alam. Inilah yang menjadi pondasi dasar ajaran Taoisme.
§  Hubungan Manusia Dengan Tuhan
Terkadang manusia sangat memerlukan pertolongan, perlindungan, dan ketenangan jasmani terlebih lagi Batiniah. Hal ini sebenarnya sangatlah lazim oleh karena itu manusia mulai berfikir dan mengakui bahwa sebenarnya ada kekuatan yang lebih besar yang pernah ada dibandingkan dengan dirinya, dialah “Yang Maha”. Berbagai macam upaya dilakukan oleh manusia untuk bisa berkomunikasi dengan Yang Maha, memanjatkan do`a, dan lain sebagainya.
Berbeda halnya dengan ajaran Tao, para penganut Tao mempercayai adanya Yang Maha sebagai Inti atau sumber dari segalanya “Tao”, namun dalam hal praktek ritual mereka lebih memilih menghormati dan memuja laluhur mereka, karena mereka mengangap bahwa leluhur merekalah yang senantiasa melindungi mereka, selain itu hanya merekalah yang bias menyampaikann secara langsung apa keinginan mereka, doa, keluh-kesah kepada Yang Maha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar